- HUJAN DAN HOLMES
Suasana dipagi
hari yang amat sunyi dari berisiknya suara kendaraan bermotor menjadi fenomena
yang menarik untuk dipandang. Akan tetapi suara rintihan air yang deras
menggantikan peran sebagai penghias dipagi hari ini. Lingkungan sekolah pun
diselimuti oleh udara yg begitu dingin. Para siswa mulai berdatangan dengan memakai payung atau
mantel yang masih dikenakannya hingga menuju kelas. Akan sangat menarik menikmati suasana ini
dari lantai atas gedung, bersama seorang sahabat yang hanya terdiam sambil
menyedekapkan kedua tangannya dikarenakan udara dingin dipagi hari.
“Kau lihat yan, mereka begitu terburu-buru untuk memasuki
kelasnya masing-masing, terutama wanita bermantel pink itu.” celoteh holmes
sambil memerhatikan mereka.
“Ya, mungkin karna mereka terlambat.” balasku yang sama-sama melihat keadaan sekitar.
“Bukan yan, coba kau perhatikan caranya
berjalan dengan cepat, sangat lihai bukan? dan kedua tangannya terayun-ayun yg
menimbulkan rasa resah pada saat ini, dia adalah seorang model dari jurusan
busana butik.”
“Tapi kenapa ia amat terburu-buru padahal jam baru menunjukan angka 6.”
“Tentu saja resah dengan apa yg dikenakannya, dia biasa memakai pakaian yg
berkain seperti model umumnya, dia tidak suka memakai mantel karna jarang
dikenakannya, dengan menunjukan keresahannya pada gerak tubuhnya, dan cara
lihai nya berjalan, serta mantel yg amat terlihat feminim, deduksi ku dia
adalah seorang model di sekolah ini.”
Analisa selalu dilakukan oleh si detektif amatiran ini, Ia
suka menganalisa hal-hal yg kecil. Menurutnya, terkadang hal kecil akan menjadi
menarik bila diperhatikan dengan teliti. Perbincangan kecil itu diakhiri dengan
suara bel, menandakan kelas akan segera dimulai. Tak lama kemudian, seorang
guru datang dan kegiatan belajar mulai dibuka. Selama kegiatan belajar, Lazarus
holmes tak banyak bicara soal materi yang diberikan, dia seperti terlarut
kedalam suasana alam sekitar, menyatu dengan apa yang terjadi ditempat ini.
“Lazarus kilua holmes?” ucap bu guru memanggil nama panjangnya
“iya bu saya!” tukas holmes dengan cepat
“ini bukumu yg blum kamu ambil dimeja ibu kemarin, nanti
setelah ini kamu temui ibu ya di ruangan.”
“baik bu.”
Setelah bel berbunyi holmes langsung mengajakku, aku sudah
mengira kalau dia akan pergi ke ruang guru, ternyata dugaanku meleset, kami
pergi ke kantin terlebih dahulu. Disana dia hanya membeli teh, untuk
mengahangatkan kondisi tubuhnya, lalu bergegaslah kami menuju ruang guru dan
menemui bu galuh. Bu galuh adalah wali kelas kami. Akhir-akhir ini Ia sering
menemui bu galuh, entah karna hal apa, aku tidak terlalu peduli dan memang
hanya urusan antara dia dan bu galuh.
“Ada apa bu memanggil saya?” Lanjut holmes setelah mengucapkan
salam
“Ini soal teman-teman dikelas mu, apa ada masalah dengan kegiatan
sekolah?”
“Tidak ada bu, semua sudah ada dikelas sejak pagi, meskipun
hujan, semangat mereka untuk belajar tidak pudar sedikit pun, bukan begitu yan?”
“i..iya bu..” jawab ku sambil menatap bu galuh
“Saya sengaja mengajak ian, untuk beberapa alasan bu.” menyambar
setelah aku bicara
Selepas dari ruang guru, aku heran alasan apa yang dimaksud.
Tak dipungkiri lagi, aku bertanya dengannya selama diperjalanan menuju kelas.
“Aku akan sangat membutuhkan bantuan mu untuk apa yg
dibicarakan bu galuh tadi.”
Dengan jawabannya yg seperti itu aku bisa mengerti, alasan itu akan aku temukan
seiring berjalannya waktu. Sesampainya kami dikelas, kami membuka teh yg masih
membuat kepulan uap diatas gelas untuk dinikmati dan menunggu guru untuk jam
pelajaran berikutnya
Tbc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar